3 Rider MotoGP Yang Juara Dunia Dengan Motor Bermasalah

loading...
Haloo sobat media2give^^ Ketemu lagi nih dengan kalian di artikel ini ya.Yap,pada kesempatan kali ini Saya mau sharing tentang 3 Rider MotoGP Yang Juara Dunia Dengan Motor Bermasalah.MotoGP bukanlah ajang balap sembarang yang bisa di ikuti siapa saja.Hanya mereka yang terpilih dengan prestasi lah yang bisa masuk ke salah satu tim di MotoGP.Untuk menjadi rider hebat tentunya membutuhkan proses yang panjang.Contohnya saja seperti Rossi,Marquez dan Lorenzo yang menjadi juara dunia tidak secara instan.
 
Mereka melewati tahap yang cukup lama sebelum bisa merengkuh gelar juara dunia.Kebanyakan rider yang bisa menembus kelas MotoGP biasanya memang sudah mencintai balapan sejak kecil.Ketika anak-anak lainnya sibuk bermain,para rider ini sudah menjajal motor balap.Tapi pastinya yang kapasitas mesin/cc nya rendah ya,misalnya 50cc.Dari usia dini mereka berlatih dan menempa kemampuan lewat kompetisi balap amatir.
 
 
Potensi masing-masing pembalap akan terlihat begitu mereka memenangkan banyak kejuaraan.Ini membuat mereka punya kesempatan untuk menjadi pembalap professional dimulai dari kelas Moto3,kemudian naik level ke Moto2 dan akhirnya masuk ke MotoGP.Di kelas yang rendah,skills ekstra dibutuhkan untuk menjadi juara dunia.Selain itu pengalaman,gaya balap dan mental juga berpengaruh pada kesuksesan karir para rider ini.
 
Saat berhasil menjuarai kelas Moto3/Moto2,rider tersebut tidak akan langsung pindah ke tingkatan yang lebih tinggi karena paling tidak mereka bertahan selama 2 tahun dulu di satu kelas untuk mematangkan kemampuan.Di MotoGP,persaingan terjadi sangat ketat.Juara di Moto2 tak menjadi jaminan akan berbuah manis pula di MotoGP.Motor dengan tenaga yang berbeda kadang menjadi kendala di awal keikutsertaan Rookie Rider karena mesti beradaptasi dengan mesin dan menyesuaikan Riding Stylenya.
 
 
Tak jarang banyak rider juara yang justru kurang menonjol penampilannya ketika pindah ke MotoGP.Hanya rider yang punya skills spesial dan cepat beradaptasi lah yang akan segera menjadi juara dunia.Jika kita mengingat masa lalu,Rossi butuh waktu 2 tahun baru bisa juara dunia kelas 500cc,Marquez lebih hebat lagi karena langsung juara dunia di tahun pertama penampilannya di MotoGP.Sedangkan untuk Lorenzo memerlukan waktu yang lama.
 
Jorge datang ke MotoGP tahun 2008 dan baru juara di tahun 2010.Motor dan perangkat elektronik bisa menentukan bisa/tidaknya mereka menang point di akhir musim.Tapi perjalanan sebagai rider tidak selamanya mulus dan lancar.Mereka sering di hadapkan kondisi yang sulit.Ini karena motor terdiri dari banyak komponen yang perlu di setting menyesuaikan karakter rider dan sirkuit.
 
 
Dan settingan itu kadang tidak sempurna sehingga hasilnya tak bisa maksimal di race.Ketika membalap pun,Rider MotoGP selalu di pusingkan dengan problem pada motor.Misalnya saja ban yang cepat habis,getaran di motor,perangkat elektronik bermasalah,kurangnya power dan masalah lainnya yang menganggu performa rider di lintasan.Sehebat apapun pembalap,kalau motornya tidak support,maka mereka tidak akan mampu mengeluarkan kehebatannya 100%.
 
 
Namun bagi rider yang telah lama di MotoGP atau yang mengerti betul cara mengendarai motor yang tidak sempurna,ternyata bisa mengakali kekurangan pada motornya itu.Sehingga problem tak jadi masalah yang terlalu besar,meski menyulitkan untuk balapan.Luar biasanya lagi,beberapa rider seolah tidak dapat di hentikan dengan problem.
 
Bahkan mereka terbukti sukses mengatasi masalah itu dan mengubahnya menjadi sebuah prestasi.Ride on Problem,ya mungkin itulah kata yang tepat untuk di sematkan kepada rider spesial.Berkendara diatas motor bermasalah tapi tetap bisa juara dunia.Seperti hal yang mustahil,tapi itu nyata dan sudah terjadi di MotoGP.Siapakah rider yang juara dunia walaupun dengan masalah di motornya ini? 
 
1. Valentino Rossi (2004)
Nama Rossi menjadi bahan perbincangan paling hot di MotoGP karena waktu itu dia termasuk rider muda yang mampu mengalahkan seniornya.Rossi juara dengan Honda Nastro Azzuro tahun 2001 dan menambah gelarnya saat pindah ke Honda Repsol (2002-2003).Tak puas dengan hasil itu,Rossi mencari tantangan baru dengan pindah ke Yamaha yang saat itu di pandang sebelah mata.
 
Banyak pihak yang meragukan keputusan Rossi itu.Mana mungkin Honda Repsol di kalahkan Yamaha M1 yang tak sebanding kehebatannya? Rossi menjawabnya dengan persembahan gelar juara dunia pertama bagi Yamaha.Uniknya,di awal kedatangan Rossi ke Yamaha,dia bukannya memperhatikan mesin,sasis atau elektronik.Tapi malahan warna dulu yang dibenahi.Menurut Rossi,motor Yamaha itu tampilannya seperti cewek.
 
 
Makanya kemudian Rossi menambahkan sentuhan warna kuning agar kelihatan keren.Barulah setelah tampilan OK,Rossi membenahi mesin motor.Rossi memilih mesin Big Bang yang powernya tidak terlalu besar,namun mudah di kendalikan.Power di upgrade sedikit demi sedikit sampai cukup kompetitif untuk bersaing.Masalah lain datang dari ban belakang.
 
Yamaha kala itu punya kendala dengan ban belakang yang tak punya grip yang bagus.Setelah dilakukan perbaikan,bagian rem juga di utak atik.Untuk sasis tidak banyak di rubah karena Yamaha pada dasarnya sudah memiliki sasis yang bagus.Rossi menjalani musim balap 2004 itu dengan motor yang kurang bertenaga.Tapi apa hasilnya? Yamaha M1 yang kalah power mampu menyaingi bahkan mengalahkan Honda yang superior.
 
2. Casey Stoner (2007)
Stoner menjajaki karir di MotoGP sejak 2006 di tim satelit Honda.Penampilannya kurang bagus karena Stoner terlalu sering Crash,hingga di juluki King of Crash dan Crashy Stoner.Musim berikutnya Casey pindah ke Ducati.Disinilah kehebatannya mulai terlihat jelas.Stoner yang punya gaya balap agresif mendapat motor Ducati Desmosedici GP7 yang powerfull.
 
Kecocokan karakter balap Stoner dan motornya membuat Stoner tak kesulitan mengalahkan lawannya.Bahkan Rossi dibuat kewalahan di tahun 2007.Di trek lurus,Ducati akan membabat habis motor di depannya.Di sirkuit yang banyak lintasan lurusnya,Ducati selalu merajai.Namun anehnya,kenapa Ducati tiba-tiba jadi motor spektakuler di tangan Stoner? 
 
 
Sedangkan di tahun sebelumnya,Capirossi tak bisa melakukan seperti yang di lakukan Stoner.Perlu di ketahui,bahwa meski tenaga Ducati paling besar,motor buatan Italy ini punya masalah besar dengan vibrasi mesin dan Understeer.Bentuk body motornya juga kurang aerodinamis,membuat Ducati sangat kaku dan sulit untuk berbelok.Tak seperti motor Jepang yang lincah di tikungan,Ducati kesulitan jika masuk ke tikungan sehingga hampir tak mungkin digunakan untuk Late Braking.
 
Pedoman utama Ducati waktu itu adalah power dan Top Speed.Petinggi Ducati menganggap motor paling kencanglah yang akan menang.Nyatanya tak demikian karena rider Ducati kesusahan mengendalikan motor ini,kecuali Stoner.Dia punya trik mengatasi problem Ducati dengan teknik balap RWS (Rear Wheel Slide).
 
Ban belakang di buat sliding keras untuk mengubah arah sehingga saat menikung kecepatan tidak turun dan keluar tikungan bisa langsung memakai ledakan power motornya yang dahsyat.Apalagi gaya balap Stoner cenderung kasar,terutama saat membuka gas.Keberhasilan Stoner di Ducati itu membuktikan bahwa motor yang bermasalah tak selalu jadi hambatan meraih gelar juara dunia.
 
3. Marc Marquez (2016)
Marquez sudah menyita perhatian semenjak dirinya tampil di kelas 125cc.Penampilannya semakin menanjak di kelas Moto2.Marquez pernah start dari posisi paling belakang dan finish di urutan pertama saat menjalani balapan di sirkuit Valencia.Gaya balap Marc agak aneh,karena setiap menikung motornya seperti mau jatuh tapi selalu bisa di kendalikan dan ini digunakan sebagai cara untuk masuk tikungan dengan cepat.
 
Marquez selalu mengerem di ujung tikungan dengan keras hingga motornya geyal geyol.Gaya balap itu terbukti ampuh membuat Marquez lebih kencang.Tahun 2013-2014 berturut-turut Marc juara dunia MotoGP.Meskipun waktu itu motornya punya keuntungan juga karena sudah Full SSG,sedangkan Yamaha belum memakai teknologi seperti Honda.Tahun 2015 Marc masih kompetitif,sayangnya motornya terlalu agresif dan menyulitkan Marquez.
 
 
Ditambah emosinya yang belum terkontrol dan sering memaksa diri,akhirnya Marc kehilangan gelar karena terlalu banyak terjatuh di race.Musim ini peraturan MotoGP diubah dengan penyamaan ECU,penggantian tipe ban dan perubahan mesin.Mesin untuk tim Pabrikan di segel dan tak boleh di bongkar/di upgrade sampai akhir musim.Tadinya Honda merancang sendiri ECU khusus untuk motornya.
 
Namun penyamaan ECU membuat Honda bermasalah yang dampaknya berpengaruh pada akeselerasi.Ketika gigi 4,5 dan 6,akselerasi dan kecepatan bertambah,tapi ban depan mengalami Wheelie.Di setiap titik sirkuit yang butuh banyak akselerasi,Honda selalu tak stabil dan tenaga tidak tersalur maksimal.Selain itu,motor susah di belokkan di tengah tikungan.Ini berarti rider harus tetap berada di kemiringan yang sama hingga keluar tikungan.
 
Akibatnya pasti motor akan melebar dan kehilangan waktu.Tapi dengan masalah itu Marquez masih kuat bersaing dengan telah menjuarai GP Austin dan GP Argentina 2016.MotoGP 2016 memang belum berakhir,bisa saja juaranya Marc atau rider lainnya.Tapi dengan kemampuan Marc membalap bagus di motor yang bermasalah itu membuatnya masuk kategori rider istimewa seperti Rossi dan Stoner.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*