5 Kali Juara Dunia MotoGP Masihkah Marquez Mengidolakan Rossi?

loading...

Haloo sobat media2give^^ Gimana kabarnya? Lama juga nih nggak update karena sibuk bangun bisnis online buat masa depan hehehe… Doakan ya semoga sukses, Aamiin. Nah, kali ini Saya mau membagikan informasi MotoGP lagi, seputar Rossi dan Marquez. Hmm, ada apa lagi dengan mereka berdua? 6 tahun ini dua nama Rider ini santer menjadi sorotan publik karena persaingannya yang seru dan menarik.

Banyak drama yang telah dilewati dengan segala intrik dan konflik yang mewarnai panasnya kompetisi balap motor kelas raja ini. Satu fakta menarik adalah Marc Marquez yang berhasil juara 5 kali sejak debutnya di MotoGP pada 2013 lalu. Di era 1000cc, Marquez tercatat sebagai Rider muda dengan koleksi titel juara dunia terbanyak. Dengan kesuksesan ini, terbelsit sebuah pertanyaan di hati kecil Saya, setelah 5 Kali Juara Dunia MotoGP Masihkah Marquez Mengidolakan Rossi?

Mungkin Jipi Mania juga penasaran ya, sebab jika Marquez mampu merengkuh gelar sebanyak Rossi, bisa jadi dia menjadi Legenda MotoGP di masa depan, bahkan kesempatan untuk melampaui pencapaian Rossi masih terbuka lebar, mengingat usia Marc yang muda dan karirnya masih panjang di MotoGP. Seperti yang kita tau, di masa kecil Marquez adalah penggemar berat The Doctor.

Rossi merupakan pahlawan bagi Marc sekaligus referensi balapnya. Tahun 2007 ada sebuah momen dimana Marquez kecil datang ke Paddock Rossi untuk minta foto bareng. Momen ini tentunya tak akan terlupakan para pecinta MotoGP. Dan pada 2013 mimpi Marquez terwujud, untuk bisa bersaing melawan idolanya. GP Qatar 2013 menandai awal mula pertarungan Rossi Vs Marquez.

Dalam duel perdananya, Rossi mampu mengalahkan Marquez. Namun The Baby Alien belajar dari pengalaman hingga akhirnya menjadi juara dunia di akhir musim. Setahun berikutnya giliran Marquez yang merajai balapan dengan banyak kemenangan seri yang mengukuhkannya sebagai Rider yang berhasil mempertahankan gelar juara dunianya 2 tahun berturut-turut.

Sayang, waktu itu performa Rossi belum maksimal karena masih beradaptasi dengan motornya selepas Comeback ke Yamaha di musim 2013. Alhasil di tahun 2014 jarang terjadi duel panas antara Rossi dan Marquez. Rossi sebenarnya senang dengan hadirnya Marquez. Dia seperti melihat sosoknya kala muda dulu yang berani dan agresif serta penuh motivasi.

Rossi bahkan tak sungkan memberi ucapan selamat tiap kali Marc juara di seri balap. Persahabatan mereka berjalan baik layaknya senior dan junior. Rossi bahkan kerap mengajak Marc untuk latihan Motocross bersama di The Ranch ketika ada waktu jeda dari kesibukan balapnya di MotoGP. Tapi cerita manis itu tak bertahan lama. Semua berubah saat negara api menyerang. Eh, maksudnya ketika atmosfir persaingan memanas hehehe…

Tepatnya di GP Argentina 2015, sebuah insiden yang mengakibatkan Marc tersungkur, rupanya menandai awal perseteruan dua sahabat ini. Meski Marquez mengakui kalau kejadian itu akibat kesalahannya yang terlalu mepet dengan motor Rossi saat akan berbelok, namun Marquez sepertinya kecewa dengan kejadian tersebut. Puncaknya terjadi di GP Assen 2015 dimana Marquez kalah duel melawan Rossi.

Menjelang akhir balap, saat memasuki tikungan Geert Timer, Marquez berusaha masuk di celah sempit untuk melewati Rossi. Namun Rossi kemudian menutupnya dan benturan fisik tak bisa terhindarkan. Pada akhirnya, Rossi memenangkan duel ini, tapi Marquez menganggap Rossi melakukan tindakan tidak fair dan Marc berpikir harusnya dia bisa mengovertake Rossi dan menang.

Akibat tensi yang makin panas ini, Marquez melakukan tindakan aneh di GP Sepang 2015. Dia berusaha mengganggu Rossi agar Lorenzo bisa berada di depan dan tak terkejar Rossi. Emosi Rossi tersulut hingga muncullah Sepang Clash. Dampaknya, Rossi di ganjar penalty dan gagal mendapatkan gelar juara dunianya di seri terakhir. Pasca insiden itu, Rossi marah dengan Marc.

Bahkan ketika musim 2016 akan berlangsung, emosi Rossi belum reda. Di sesi Press Conference GP Qatar Rossi berusaha menghindari kontak mata dengan Marc dan enggan menatapnya. Konflik ini terus menerus bertahan hingga sebuah kecelakaan maut yang menimpa Luis Salom di Catalunya menyadarkan Rossi dan Marquez untuk mau mengesampingkan ego masing-masing.

Mereka sepakat berdamai dan memperbaiki hubungan yang sempat membeku. Lanjut ke musim berikutnya (2017), Rossi mendapat masalah serius dengan ban dan ECU. Motornya tak lagi kompetitif hingga tak ada duel dengan Marquez di musim ini. Walaupun begitu, Rossi masih memberikan respek untuk kemenangan Marquez. Tak ada masalah berarti, tapi rupanya itu bukan jaminan jika tidak akan ada konflik baru.

Nyatanya di GP Argentina 2018, Marquez mengulang perseteruan lama. Manuvernya yang menyebabkan Rossi jatuh di tikungan 13 tak bisa diterima Rossi. Terlepas dari sengaja/tidaknya, yang jelas kejadian itu membuat Rossi berang dan tak mau bersahabat lagi dengan Marquez. Permintaan Marquez bahkan di tolak mentah-mentah ketika dia datang di Paddock Yamaha usai Termas Clash.

Pada Press Conference GP San Marino, Marc sempat mengajak Rossi berjabat tangan. Rossi hanya tersenyum dan menggelengkan kepala. Mungkin dia mau bilang “Buat apa kamu minta maaf kalau kelakuanmu nggak berubah.” Setelah di tanya kenapa dia menolaknya, Rossi pun menjawab bahwa dia tidak merasa ada masalah dengan Marc dan tidak perlu berjabat tangan.

Di sisi lain Marc pun tak mempermasalahkan penolakan itu. Dia merasa baik-baik saja karena sudah berusaha memperbaiki hubungan. Anehnya, situasi berubah drastis di GP Argentina 2019. Rossi dan Marquez sama-sama sukses naik podium 2 dan 1. Pemandangan tak biasa terlihat saat Rossi menyapa Marquez. Nah loh, nggak ada angin nggak ada hujan tiba-tiba Rossi mau mencolek Marc.

Entah keajaiban apa yang terjadi kali ini hehehe… Apakah mereka sudah benar-benar berdamai? Yang pasti sapaan Rossi itu dibalas dengan ajakan jabat tangan oleh Marc. Momen yang di tunggu pun terjadi, Rossi dan Marquez kembali berjabat tangan dan saling memberi ucapan selamat. 7 bulan lamanya Marquez merasa dag dig dug tiap dekat dengan Vale hahaha… Marquez mungkin berpikir “Rossi masih marah nggak ya sama aku?” hehehe…

Sejak ditolak maafnya 2 kali, Marquez tidak berani menyapa Rossi lebih dulu. Rasa penasaran Marc terjawab sudah setelah Rossi untuk kali pertama menyapanya. Yang mengherankan lagi, Marquez menilai jabat tangan dengan Rossi itu seperti momen saat akan mencium wanita, antara mau dan tidak ya hehehe…

“Itu adalah sebuah momen seperti saat anda akan mencium seorang wanita,kata Marc sambil bercanda.”

Rossi pun menanggapi kejadian tersebut dengan santai. Dia menjelaskan bahwa yang di lakukannya sebagai bentuk respek atas kemenangan Marquez dan menurutnya jabat tangan itu hal yang normal antar pembalap. Hmm, padahal awalnya kan nggak mau ya, kok sekarang Rossi mau sih diajak jabat tangan? Apakah Rossi sudah memaafkan Marquez? Tidak juga sebenarnya. Jabat tangan sekarang antara mereka bermakna apresiasi dan respek.

Bukan lagi jabat tangan 2 orang sahabat karena Rossi kini menganggap Marquez sebagai Rider dan rivalnya, bukan teman dekatnya. Nah, kalau sudah begitu apakah Marquez sendiri masih mengidolakan Rossi? YA, tentu saja masih. Tapi dalam kondisi yang berbeda, sebab Marc dan Rossi sekarang ada di level yang sama. Marquez menempatkan diri sebagai orang yang pernah mengidolakan Rossi dan di sisi lain dia juga idola bagi para penggemarnya.

Sayangnya mereka tak bisa bersahabat layaknya dulu lagi. Ibarat kata kalau dulu mereka bersahabat, kini mereka lebih memikirkan untuk bersaing daripada mengurusi hubungan personalnya. Sebetulnya kurang enak juga kalau begini, tapi mau apa lagi, daripada saling baper satu sama lain. Mereka sudah mengambil jalan masing-masing dan kita harus menghormati keputusan mereka.

BONUS

Rossi: Balikin gelarku!!

Marc: Ueekk! ekekekek!

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*