Haloo sobat media2give^^ Dah lama banget nih nggak sharing informasi lagi. Yah beginilah kondisinya kalau banyak kesibukan di dunia nyata hehehe.. Nggak apalah, yang penting sekarang sudah ada waktu untuk berbagi ilmu kembali.Yaps, untuk postingan kali ini saya akan membahas tentang MotoGP lagi. Hmm, kabar apa yang lagi panas di MotoGP musim ini?
Tentu saja soal Lorenzo yah. Pasalnya pembalap Spanyol ini secara tak terduga mengumumkan pengunduran diri sebagai Rider MotoGP setelah musim kompetisi 2019 berakhir. Sontak saja publik tercengang heran penuh tanda tanya. Apakah gerangan yang terjadi pada Por Fuera? Ada apa denganmu? Keputusan mengejutkan ini kemudian dikaitkan dengan beberapa faktor yang memicu Lorenzo sampai memilih pensiun dari MotoGP.
Menilik perjalanan karir Lorenzo yang panjang di dunia balap, tak bisa diragukan lagi bahwa Lorenzo adalah satu dari deretan pembalap dengan prestasi yang mengkilap di kelas premier. Bahkan bakatnya mulai terlihat jelas di kelas 250cc kala berhasil menjadi juara dunia dan membuat rekor Back to Back Winner Championship yang artinya Jorge mampu juara 2 kali berturut-turut di kelas ini.
Era Kejayaan Lorenzo
Kemampuan mengendarai motor yang menawan darinya membuat Yamaha tertarik menjadikan Lorenzo sebagai partner Rossi pada MotoGP 2008. Sejak saat ini beragam cerita mewarnai karir Lorenzo. Kemenangan dan intrik melengkapi kisah perjuangannya mewujudkan mimpi. Mentalitas juara yang tinggi membuat Jorge berhasil merengkuh 3 kali gelar juara dunia (2010,2012,2015).
Bahkan Lorenzo tercatat sebagai satu-satunya Rider yang mampu menjadi juara dunia di era kejayaan Marc Marquez di MotoGP. Sayangya dalam hubungan rivalitas, Lorenzo sedikit bermasalah dengan partnernya di Yamaha, Valentino Rossi. Friksi dengan rekan satu tim mendorong Jorge untuk berlabuh ke pabrikan lain, sekaligus menjadi motivasi baru untuk mengukir prestasi dengan motor lain.
Tantangan Baru Di Motor Baru
Tapi rupanya keinginan itu tak berjalan mulus. Sukses dikontrak Ducati, Lorenzo membutuhkan waktu adaptasi lama dan terlihat lambat untuk memahami Desmosedici. Gaya balapnya yang terlanjur cocok dengan kelincahan Yamaha tak bisa di terapkan di Ducati. Akhirnya Lorenzo berusaha mengubah gayanya dan mempelajari hal baru serta mengubah beberapa komponen di motornya agar lebih cepat di race.
Kerja keras Lorenzo baru nampak jelas di musim 2018. Kemenangan perdana di Mugello menandai kebangkitan Rider Spanyol ini. 3 kali kemenangan dan sekali podium 2 menjadi harapan besar untuk Ducati yang ingin melihat Lorenzo memenangkan banyak race dan kompettif. Namun cerita tak semanis itu karena cedera menghantui Jorge setelah paruh musim pertama. Crash di GP Aragon adalah awal malapetaka Lorenzo.
Belum sembuh betul, Lorenzo kembali mendapat cedera saat menjalani Free Practice 2 GP Thailand. Cedera ini sangat berpengaruh pada kondisi fisiknya dan menyebabkan Lorenzo absen pada 4 seri berikutnya. Dan musim 2019 adalah yang terburuk dalam karir balap Lorenzo. Seringnya jatuh dari motor membuat Lorenzo menderita trauma. Cederanya pun makin bertambah pasca Crash di FP3 MotoGP Qatar. Tulang rusuknya terkena cedera yang cukup serius. Akibatnya, Lorenzo mengalami penurunan performa yang drastis.
Puncak Cedera Terparah
Pada Free Practice 1 GP Assen 2019 Lorenzo kembali mengalami Crash. Kali ini jatuhnya sangat fatal. Sebab Lorenzo jatuh dengan kondisi beberapa bagian tubuhnya yang belum sembuh dari cedera yang dia dapat sebelumnya. Lorenzo terlempar dari motor dengan kecepatan 80 mph. Tubuhnya tergulir keras dan terseret beberapa meter di Gravel. 2 ruas tulang belakangnya mengaami retak. Setelah kejadian itu Lorenzo mulai berpikir keras menentukan masa depannya.
“Saya beritahu Anda, sebagai manusia biasa dan setelah 2 kali terjatuh keras, khususnya di Assen. Saya tidak pernah menderita seperti ini ketika mengalami Crash. Namun di Assen adalah jatuh yang parah. Ketika Anda berbicara tentang cedera tulang belakang, pembicaraan akan jadi serius. Sejujurnya saya mulai ragu. Ragu dengan hidup dan karir saya,kata Lorenzo.”
Keputusan Pensiun
“Pada awal tahun ini Saya tak pernah menyerah. Saya terus bekerja dengan tim dan mungkin tinggal menunggu waktu yang tepat sebelum semuanya ada di tempat yang tepat untuk kemenangan Saya. Namun kecelakaan parah di tes Montmelo dan jatuh di Assen membuat Saya berpikir ulang.”
“Itulah kali pertama dalam 14 tahun berkarir Saya merasakan ketakutan. Saya bertanya dalam hati, Ok Jorge.. apakah ini layak untukmu setelah apa yang Saya capai? Saat itu Saya sudah selesai dengan balapan dan tak ingin melanjutkan lagi.”
“Saya mencoba untuk bertahan dan terus berjuang. Tapi sejak sering Crash, Saya merasa bukit kemenangan menjadi sangat tinggi untuk Saya gapai. Saya tak lagi punya motivasi untuk mendaki bukit itu, kata Lorenzo.”
Lorenzo pun menyerah pada keadaan. Cedera tulang belakangnya merupakan alasan utama pilihan Lorenzo untuk berhenti membalap di MotoGP. Cedera ini bukan hal sepele, sebab penyembuhan yang tidak hati-hati bisa menyebabkan komplikasi berupa kelumpuhan. Hal inilah yang menguatkan niat Lorenzo untuk pensiun di usia 32 tahun.
Dia memilih kesehatannya daripada memaksakan diri terus membalap dengan resiko yang lebih fatal bagi tubuhnya. Meskipun berat mengucapkan “Selamat tinggal”, dengan kata-kata dari hati yang terdalam, Lorenzo mengumumkan pensiunnya kepada publik pada saat Press Conference GP Valencia 2019.
#ThankYouJorge
Leave a Reply