Inilah “Puzzle Problem” Ducati Yang Dipecahkan Lorenzo

loading...

Haloo sobat media2give^^ Lama banget nggak posting nih hehe.. Yah,mau gimana,akhir-akhir ini banyak kesibukan sehingga belum ada waktu berbagi info unik lagi.Gapapa lah,sekarang Saya mau lanjutin sharing kabar seputar MotoGP yang pastinya menarik untuk disimak.Pembahasan kali ini mengenai Jorge Lorenzo.Hmm,ada apa dengan Lorenzo? 2 tahun belakangan ini penikmat MotoGP kehilangan sosok Lorenzo di podium saat perayaan kemenangan.

Jarang masuk podium,apalagi menang balapan,Lorenzo seperti “tersingkir” dari peta persaingan juara dunia MotoGP.Rupanya kombinasi Lorenzo+Ducati tak sesuai ekspektasi banyak orang.Ini mirip dengan kisah Rossi yang pindah dari Yamaha ke Ducati.Tadinya Ducati berharap besar dengan pengalaman dan gaya balap Lorenzo untuk membawa Ducati berprestasi setelah lama tak mencicipi titel Championship yang terakhir kali di rengkuh Casey Stoner pada 2007.

Titel itu merupakan rekor tak terpecahkan dan satu-satunya pencapaian tertinggi Ducati sejak tampil di MotoGP.Lorenzo termasuk Rider yang menggeber motor secara halus,baik ketika membuka gas,mengerem ataupun berakselerasi di tikungan.Dia lebih mengandalkan Cornering Speed untuk menyalip lawannya.Lorenzo bukan tipikal Hard Braker seperti Rossi/Marquez.Gaya ini sangat cocok bila di terapkan pada YZR-M1.

Namun berbanding terbalik jika dipakai untuk membawa Desmosedici.Terbukti,debut Lorenzo bersama Ducati tak berjalan mulus.Di Qatar,Lorenzo hanya mampu finish ke 11 dan 2 seri berikutnya,Jorge mengalami Crash dan finish di urutan 9.Hasil ini cukup mengecewakan,mengingat Ducati sudah menggelontorkan biaya tinggi untuk membayar gaji Lorenzo.Adaptasi dengan Ducati berlangsung cukup lama.

Lorenzo berusaha memahami motornya dan menyadari cara balapnya yang dulu tak bekerja baik di Ducati.Ducati tahun 2017 memang lebih baik jika dibandingkan Ducati era 2011-2012 saat Rossi yang menjadi jokinya.Apalagi kini ada Gigi Dall’Igna yang punya pengalaman tinggi menangani motor dan pernah mengantarkan Lorenzo Juara Dunia kelas 250cc (2006-2007).Tapi lagi-lagi yang di hadapi sekarang adalah Ducati.

Ducati tak sama dengan Pabrikan Jepang lainnya.Lorenzo bahkan kesulitan menjinakkan Ducati yang terkenal sangar di tek lurus ini.Finish di luar posisi 5 besar menjadi pukulan berat untuk Lorenzo.Dia adalah seorang juara,namun membalap dengan motor yang beda jauh karakter dari Riding Style-nya.Tekanan mental tentunya di rasakan Lorenzo.Perlahan,Lorenzo mengevaluasi cara kerjanya dengan motor.Hal pertama yang dia lakukan adalah membuat motornya kompetitif.

Lorenzo sering kalah kencang saat menikung dan seperti tak berdaya jika sudah di overtake lawan.Setelah mencari tau penyebabnya,Lorenzo menemukan sesuatu yang baru.Rupanya metode pengereman di Ducati harus dilakukan berbeda dengan Yamaha.Jika di Yamaha Lorenzo terbiasa hanya mengandalkan rem depan untuk menghentikan motor,maka di Ducati dia mencoba menggunakan rem belakang untuk berhenti saat akan menikung.

Bila tidak begini,ban depan akan terkunci dan lebih lambat masuk tikungan.Itu karena tenaga motor Ducati yang sangat besar dan tekanan pada ban depan cukup banyak.Namun perubahan ini tak langsung membuat Lorenzo bisa juara seri.Ini hanya membantu meningkatkan kecepatan memasuki tikungan saja.Di beberapa balapan,Lorenzo masih mengalami kendala lain.Jatuh tersungkur,kehilangan poin dan merasakan frustasi berkepanjangan merupakan problem yang terus menghantuinya.

Tim Ducati berusaha meningkatkan performa motor dan mencoba inovasi Aero Fairing yang di pakai Lorenzo di GP Brno 2017.Lorenzo merasa punya peluang menang untuk pertama kalinya di sirkuit ini.Tapi ternyata race berlangsung Flag to Flag.Sempat memimpin dan membuka gap cukup jauh di depan,Lorenzo terpuruk usai masuk Pit.Motor penggantinya belum siap sehingga Jorge terpaksa menggunakan setelan motor setengah basah setengah kering.

Efek Aero Fairing ini membawa perubahan besar dan terasa benar di 2 balapan selanjutnya.Di Austria Lorenzo finish ke 4 dan di Silverstone dia menempati posisi ke 5.Sejak motornya mulai kuat bersaing,Lorenzo menerapkan strategi baru dengan langsung tancap gas dan push habis-habisan dari awal lomba.Lorenzo berusaha membuka gap sejauh mungkin untuk menang.10 Lap memimpin,Lorenzo mulai drop usai dilewati Pedrosa dan Marquez.

Cara balap Lorenzo terkendala dengan ban dan problem lain.Lorenzo kehabisan bahan bakar dan terpaksa mengatur Engine Map ke power lebih rendah untuk menghemat bahan bakar.Otomatis kecepatan motornya menjadi lebih lambat.Lorenzo selesai balapan di posisi ke 4.Sisi baiknya,gap waktu Lorenzo dengan Rider pemenang balapan terus menipis.Di Jerez,Lorenzo berjaka 14 detik dari pemenang race,di Catalunya 9 detik dan di Austria 6 detik.

Ini artinya Ducati yang dipakai Jorge sudah lebih kompetitif.Di GP San Marino 2017 Lorenzo kembali memiliki kesempatan menang.Trek basah memberinya keuntungan untuk melesat di depan sendirian,mendominasi race dan membuat gap dari pembalap di belakang.Sayang,di Lap 7 Lorenzo Crash akibat kurang konsentrasi saat bermanuver.

“Saya terlalu cepat mengubah arah ban ketika berbelok dan tidak memakai rem belakang.Itu membuat Saya terjatuh.Saya tidak mengira mengubah arah akan membuat bagian belakang jadi lebih agresif.Tapi ketika membalap di kondisi hujan,hal semacam ini bisa saja terjadi,ucap Lorenzo.”

“Di trek basah Saya sangat kuat.Di race Saya merasa lebih baik karena beberapa modifikasi motor,membuat Saya percaya diri.Membalap dengan tenang,Saya bisa membuka gap 1 detik dalam beberapa lap.Normalnya,jika Saya memimpin balapan,Saya cukup bagus mengatur jarak aman dengan pembalap di belakang,kata Lorenzo.”

Lorenzo mencari cara baru untuk menang.Dia mencoba untuk langsung kencang sedari awal balapan di mulai.Misinya adalah membuat gap sejauh mungkin dengan kompon ban lebih lunak dan daya cengkram tinggi.Namun metode ini belum berhasil 100%.Terbukti penonton sering menyaksikan penampilan Lorenzo yang kencang di awal,tapi kedodoran dan melempem di paruh kedua balapan.

Ini karena ban Lorenzo yang cepat tergerus dan kehilangan grip akibat di paksa keras sejak awal race.Fenomena Lorenzo memimpin balapan tapi tidak menang sangat sering terjadi.Di Brno,Austria,Misano,Sepang dan Aragon Lorenzo berpeluang menang.Namun lagi-lagi motornya bermasalah.

Performa Lorenzo MotoGP 2018

5 penampilan awal di musim 2018,belum ada tanda-tanda Lorenzo akan menang.Sinar Lorenzo masih meredup dan podium puncak terasa masih jauh dalam harapan besar seorang Por Fuera.Lorenzo mengeluhkan beberapa hal ke pihak Ducati.Dia tidak bisa membalap jika motornya tidak stabil dan tidak nyaman.Lorenzo telah berusaha menyesuaikan diri dengan mengubah Riding Style dan cara pengereman.

Tapi motornya sendiri masih bermasalah dengan grip ban depan dan Wheelie.Masalah Wheelie sudah teratasi ketika Ducati membuat Aero Fairing baru.Menurut Lorenzo,Aero Fairing ini tidak terlalu berpengaruh pada aspek Wheelie,tapi lebih ke permukaan ban yang menapak di aspal.Problem kelelahan juga dirasakan Lorenzo saat naik Ducati.

Dia pernah mengungkapkan jika membalap diatas Ducati,perlu banyak melakukan Late Braking dan masuk tikungan dengan kuat.Lorenzo kerap kehilangan jarak pengereman,tapi menutupnya di tengah tikungan.Gaya natural Lorenzo bukanlah untuk Late Braking.Mengendalikan Ducati menghabiskan banyak energi sehingga Jorge merasa perlu ada perubahan pada motor.

Perubahan Motor Berdasar Permintaan Lorenzo

Mengubah Tangki Bahan Bakar

Hal paling aneh yang jarang diminta oleh seorang Rider,tapi itu penting bagi Lorenzo.Baginya untuk bisa membalap dengan baik,faktor kenyamanan perlu di tingkatkan.Dari sudut pandang Lorenzo,ergonomi motor tahun lalu berbeda dan tangki bahan baakr lebih tinggi dengan bentuk yang juga berbeda.Perubahan sasis baru mestinya diikuti pula dengan membentuk ulang ergonomi.

Dan salah satu bagian motor yang terkait adalah desain tangki bahan bakar.Mungkin untuk pembalap lain,tangki tidak berpengaruh pada cara balap mereka.Bahkan banyak yang menganggap Lorenzo cuma cari alasan.Tapi memang begitulah Lorenzo.Dia akan mengatakan apa yang dia rasakan ketika membawa motor.Terbukti,permintaan Lorenzo untuk mengubah tangki bukan sekedar isapan jempol belaka.

Di GP Mugello 2018 Lorenzo memecahkan rekor kemenangan perdananya di Ducati.Memimpin sejak awal balapan dan tak tersentuh hingga garis finish.Malahan dia mengulangi kemenangannya lagi di GP Catalunya 2018 dan menciptakan prestasi baru untuk dirinya sendiri.

Mengubah Bentuk & Tinggi Jok

Jok juga merupakan bagian penting penunjang kenyamanan seorang Rider.Sejak pertama menguji Ducati,Lorenzo sudah merasakan ketidaknyamanan di bagian ini.Dia melihat kursi motornya terlalu tinggi dibanding motor sebelumnya (YZR-M1).Lorenzo meminta tinggi jok di kurangi beberapa sentimeter dan memodifikasi bentuk belakangnya dengan tambahan part mirip sosis untuk menambah kenyamanan.Pembalap lain barangkali tak akan mengerti kenapa Lorenzo sampai sedetail itu memperhatikan bentuk motornya.

Tapi beginilah Jorge,sosok pembalap yang punya sensitivitas tinggi pada perilaku motor di lintasan.Dia tau apa yang perlu dan penting di lakukan.Dan sebenarnya untuk urusan kenyamanan,tiap pembalap punya kebiasaan/caranya masing-masing menemukan titik nyaman itu.Contohnya saja pada Rider lain seperti Rossi.Dia selalu melakukan ritual dan menarik bagian bawah Wearpacknya agar lebih lentur dan nyaman dipakai.Kebiasaan Rider tidak akan pernah sama.

Penyakit Ducati Seperti Puzzle

Dulu Rossi pernah berujar jika memperbaiki Ducati seperti menarik selimut kecil.Jika ditarik di satu bagian,maka bagian lain akan terbuka dan muncul masalah baru.Ini pun terjadi dengan Ducati yang sekarang.Problem kurangnya grip ban depan coba diatasi kru mekanik dan Lorenzo dengan terus mencari cara berkendara yang benar untuk menghemat ban.

Di GP Sachsenring Lorenzo memimpin sejak awal race,tapi baru setengah balapan,performa motor menurun.Lorenzo keteteran dan melorot ke posisi 6.Lorenzo mengungkapkan bahwa solusi ban depan yang sudah ditemukan justru berimbas pada ban belakang.Lorenzo ketinggalan 1 detik kecepatan rata-rata dan dengan mudah di overtake pembalap lain.

Lorenzo meyakini masalah ini ada pada setting yang tidak pas.Sangat sulit menemukan settingan yang pas dengan Ducati.Walau begitu,Lorenzo punya prinsip yang kuat sial kemenangan.Dia percaya bahwa jika dirinya bisa menyusun kepingan Puzzle di tempat yang tempat,selalu ada waktu untuk menang.

“Ini adalah tentang bagaimana meletakkan kepingan puzzle di tempat yang seharusnya.Setelah itu terjadi,segalanya akan berjalan lancar.Semua hanya masalah waktu,kata Lorenzo.”

“Saya tak biasa membagi masalah dengan orang lain.Saya lebih suka menyelesaikannya sendiri dan melupakannya jika itu perlu.Memikirkan hal lain saat waktunya tidak tepat untuk memikirkan masalah itu dan menganalisis di saat waktunya menganalisis,kata Lorenzo.”

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*