Sejarah Petualangan Ducati Di MotoGP 2003-Sekarang

loading...

Haloo sobat media2give^^ Kali ini Saya akan berbagi informasi tentang Sejarah Petualangan Ducati Di MotoGP 2003-Sekarang.Ducati,motor buatan Italy yang bermarkas di Bologna ini sejatinya telah menorehkan sejarah baru bagi dunia balap MotoGP.Ducati pertama kali memperkenalkan Prototype mereka di tahun 2002.Kesuksesan dalam ajang World Superbike merupakan motivasi utama Ducati tampil di MotoGP pada musim kompetisi 2003.

Ducati terkenal karena selalu setia pada trademark 90° V-Twin Engine serta Desmodromic Valves.Paduan mesin serta komponen motor menghasilkan motor yang mampu menghasilkan power luar biasa.Di trek lurus Ducati adalah raja,sebab tak ada yang bisa melebih Top Speed Ducati.Ducati merupakan tim impian banyak pembalap.Rider silih berganti datang ke Ducati membawa harapan besar,menjadi juara dunia.Banyak yang mencoba tapi banyak juga yang gagal.

Begitulah nasih para joki Ducati.Rupanya tidak mudah menjinakkan power Desmosedici.Nama-nama besar seperti Rossi,Melandri,Hayden dan Crutchlow nyatanya gagal bersinar di tim berkelir merah itu.Hanya Stoner,satu-satunya pembalap yang dapat membawa Ducati ke prestasi tertinggi,merengkuh titel juara dunia untuk pertama kalinya.Seiring dengan perubahan kapasitas mesin yang di pakai,Ducati pun selalu melakukan riset dan pengembangan motor

Itu dilakukan agar bisa mencari solusi atas kekurangan yang ada di tahun sebelumnya dan menyempurnakannya dengan temuan dan inovasi baru.Sejak dulu,Ducati punya problem serius saat akan masuk tikungan.Power yang besar tak mampu di imbangi dengan kemampuan menikung yang bagus.Akhirnya penyakit Understeer bertahun-tahun hinggap di motor ini.Understeer adalah gejala yang timbul pada ban depan,dimana ini biasanya muncul saat mengerem keras setelah trek lurus panjang.

Ban mendapat tekanan yang terlalu besar sehingga terkunci dan membuat motor tidak bisa belok.Padahal traksi ban belakang saat Exit Corner dan rem Ducati itu sangat kuat.Tapi tetap saja,Desmosedici terlanjur di cap sebagai motor yang powernya menggila,namun sulit di ajak menikung lincah.Datangnya Gigi Dall Igna membawa perubahan besar pada cara kerja insinyur-insinyur Ducati,bahkan uniknya Ducati tidak terlalu kaku pada prinsip lamanya,“Power adalah segalanya.”

Di tangan Stoner mungkin semboyan itu bisa berlaku,tapi tidak bila pembalap lain yang menggeber Ducati.Banyak yang di rombak agar menciptakan motor yang lebih kompetitif.Apa yang di lakukan para mekanik Ducati perlahan kini memperlihatkan hasil positif.Semakin lama motor ini bisa lebih kuat bersaing menghadapi Pabrikan Jepang yang merajai MotoGP.Untuk mengetahui bagaimana kisah dan sejarah perjalanan Ducati di MotoGP,mari kita simak info berikut ini.

Tahun 2002

Dulu belum dikenal sebutan MotoGP karena kompetisi ini selalu di namai dengan istilah Grand Prix (GP).Setelah era 500cc berakhir,barulah Grand Prix berubah menjadi MotoGP.Tahun 2002 terdapat perubahan regulasi mesin,dari 500cc berpindah ke 990cc.Ini menarik minat Ducati terjun ke MotoGP.Mereka membuat Prototype yang akan di gunakan untuk tahun 2003.

Tahun 2003

Ducati terlebih dulu menguasai ajang World Superbike.Hampir semua pembalap Ducati meraih sukses di WSBK.Ini yang mendasari Ducati ingin mencoba peruntungan di MotoGP.Troy Bayliss dan Loris Capirossi pun di rekrut.Keduanya mencoba mesin GP3 dengan trademark 90° V-Twin engine dengan Desmodromic Valves.Capirossi meraih podium pertama kalinya di GP Jepang,menempati podium 3.

Tahun 2004

Berbeda dari musim pertama,Bayliss dan Capirossi malahan kurang bersinar di tahun kedua penampilan mereka.Mesin GP4 susah di kendalikan,menyebabkan Ducati hanya mengoleksi 2 kali podium.Capirossi menempati posisi ke 9 di klasemen akhir,sementara Bayliss hanya bercokol di urutan 12 akibat 8 kali DNF.

Tahun 2005

Tahun 2005 Ducati mendatangkan Rider anyar,Carlos Checa untuk menggantikan Troy Bayliss yang minim prestasi.Selain itu perubahan terjadi pada jenis ban yang di gunakan.Ducati beralih ke Bridgestone dan menjalin kerjasama yang dekat.Kekuatan Ducati + Bridgestone adalah kombinasi antara mesin dan ban.Hasilnya,3 Pole Positioan di cetak Rider Ducati.2 kemenangan di Motegi dan Sepang melengkapi cerita manis Ducati di tahun ini.

Tahun 2006

GP6 mengalami peningkatan tenaga setelah uji coba Aerodinamik baru dan mesin yang di kembangkan lebih maju.Sayangnya Ducati kehilangan banyak point setelah terjadi insiden yang melibatkan Sete Gibernau dan Loris Capirossi di tikungan pertama GP Catalunya.Troy Bayliss di tunjuk sebagai pengganti Gibernau selama pemulihan cidera.Kemenangan sensasional dibuat Bayliss saat turun di GP Valencia 2006.

Tahun 2007

Gibernau hengkang dan Stoner masuk ke Ducati,mendampingi Loris Capirossi.Perubahan dan pembatasan mesin ke 800cc membawa dampak besar pada GP7.Filippo Preziosi bekerja keras mengembangkan Ducati Corse agar dapat di maksimalkan potensinya oleh Rider andalan Ducati.Seri pembuka di Qatar,Stoner tak terbendung menyabet kemenangan pertamanya bersama Ducati.Stoner sangat dominan di musim 2007.10 juara seri menjadikannya juara dunia,sekaligus memecah rekor Rider Ducati pertama yang bisa juara dunia di MotoGP.

Tahun 2008

Kerjasama Ducati dan Capirossi berakhir di penghujung tahun 2007.Sebagai gantinya Ducati memilih Marco Melandri untuk berpartner dengan Stoner.Sayang,Melandri tak bisa beradaptasi dengan GP8 karena cuma bisa sekali berada di Top Five.Sementara Stoner sedikit mengalami penurunan kemenangan.Stoner mengoleksi 6 kemenangan yang ternyata tak cukup untuk mempertahankan titel juara dunia yang dia peroleh musim 2007.

Tahun 2009

Ducati memperkenalkan terobosan baru,menggunakan sasis yang terbuat dari karbon fiber.Sasis ini di aplikasikan pada GP9.Ducati beralih haluan dari Trellis Chassis yang selama ini di pertahankan untuk desain sasis.Hayden bergabung untuk menggantikan posisi Melandri.Stoner hanya mampu meraih 4 kali podium kemenangan karena terganggu penyakit kram perut yang menyebabkannya absen 3 seri.

Tahun 2010

GP10 mengalami perbaikan pada Aerodinamik untuk mengakomodasi keterbatasan Engine yang boleh di gunakan.Di musim ini Stoner menjadi satu-satunya Rider Ducati yang bisa menang race dan menyesuaikan diri dengan pengembangan motor.Mesin Ducati kemudian terkenal karena reputasi Stoner.Cuma Stoner yang mampu mengendalikan GP10 dengan gaya radikal.

Tahun 2011

Setelah seri Brno 2010,Valentino Rossi memastikan diri bergabung bersama Ducati untuk musim depan.Kontraknya berjalan 2 tahun,di mulai dari bulan Januari 2011.Saat melakukan tes pramusim,Rossi tidak menunjukkan hasil yang sesuai ekspektasinya.Kesulitan Rossi adalah tidak mampu mengikuti karakter motor dan cara masukan Rossi tidak semuanya di setujui.

Tahun 2012

Sekali lagi terjadi perubahan Engine yang berlaku untuk balapan.MotoGP mulai memasuki era 1000cc.Ducati kemudian memperkenalkan Konvensional Alumunium (Twin Spare Frame) pada GP12.Rossi berhasil finish di podium 2 sebanyak 2 kali di GP Misano dan GP Le Mans.Peningkatan performa ini di tunjang oleh uji coba Fairing Carbon untuk body motor.Namun Ducati masih bermasalah dengan bagian-bagian lainnya.

Tahun 2013

Rossi Comeback ke Yamaha meninggalkan pos kosong Rider yang kemudian di isi oleh Andrea Dovizioso.Musim ini merupakan tahun tersulit bagi Ducati.Baik Dovizioso maupun Hayden sama-sama tak bisa mendapatkan podium.Mereka hanya bertengger di posisi 8 dan 9 Championship.Periode terburuk ini dinamai “Darkness Period” oleh sebagian orang.Akhirnya Ducati menunjuk Luigi Dall Igna sebagai General Manager dari Ducati Corse.

Tahun 2014

Perubahan berarti di perlihatkan Dall Igna pada GP14 hingga versi selanjutnya (GP 14.2) sudah ada peningkatan kemampuan,meski hanya sedikit.Perubahan ini lebih tepat di sebut Evolusi daripada Revolusi,sebab butuh waktu yang lama untuk mengembalikan Ducati ke performa aslinya.Hasil perbaikan Dall Igna dirasakan Dovizioso yang sudah bisa memperoleh 2 kali podium.Ducati sering berada di Top Five,menandakan sinyal positif untuk kembali bersaing di papan atas.

Tahun 2015

Untuk pertama kalinya dalam sejarah MotoGP,Tim Ducati beranggotakan semua orang Italy,terdiri dari 2 Rider Italy : Iannone dan Dovizioso serta Dall Igna yang juga berasal dari Italy.Dall Igna menemukan ide baru untuk mengubah Ducati dengan tetap mempertahankan 90° Engine dengan Desmodromic Valves.Salah satu ide Dall Igna adalah Winglet.Hampir tak bisa di percaya,Dovizioso dapat naik podium 2 pada 3 race awal.Total podium yang di dapat Ducati sebanyak 9 podium,hasil dari Dovizioso+Iannone.Iannone sendiri sering finish di tempat ke 4.

Tahun 2016

Musim 2016 Ducati makin berkembang.Bentuk Fairing motor di ubah drastis menjadi lebih ramping.Sayangnya pembalap mereka terlalu sering gagal finish,menyebabkan Ducati kehilangan peluang bersaing untuk Konstruktor.Padahal Dovizioso mampu memberikan 5 kali podium dengan 1 kemenangan.Sementara Iannone 6 podium dan 1 kali juara race.Grip ban belakang menjadi isu utama yang di perhatikan Tim Ducati.

Tahun 2017

Sebuah keputusan fenomenal kala Lorenzo memutuskan hijrah ke Ducati setelah sekian lama nyaman di Yamaha.Datangnya Lorenzo membawa kabar buruk bagi Iannone yang akhirnya terpaksa pergi mencari Tim baru.Harapan besar Ducati,dengan mengontrak Lorenzo,mereka bisa menggabungkan Ergonomi dan inisiatif Dall Igna.Tapi tak mudah,sebab Lorenzo butuh waktu untuk mengerti Desmosedici.Kesuksesan justru datang dari Dovizioso yang mampu 3 kali menang balapan.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*