[MotoGP] Yamaha Drop Di Lap Akhir Karena Boros Ban

loading...

Haloo sobat media2give^^ Pada kesempatan ini Saya mau berbagi informasi seputar [MotoGP] Yamaha Drop Di Lap Akhir Karena Boros Ban.Seiring dengan kemajuan teknologi di dunia balap,Dorna selaku penyelenggara MotoGP pun membuat aturan-aturan baru setiap tahunnya.Pada 2014 lalu di buka Open Class untuk membantu tim yang kurang memiliki support dana yang besar agar tetap bisa bersaing dengan Factory Class yang lebih kuat pendanaan dan kemampuan motornya.

Tim yang masuk dalam Open Class di wajibkan menggunakan perangkat elektronik dan ECU standar dari panitia.Di Open Class,tim peserta leluasa mengembangkan mesin karena mesin tidak di segel seperti tim Pabrikan.Jika tim Pabrikan hanya dapat menggunakan 5 mesin saja,maka Open Class bisa memakai sampai 12 mesin dalam 1 musim.Mereka juga di berikan jatah bahan bakar lebih banyak (24 liter) dibanding Factory Class (20 liter).

Begitu juga soal ban,dimana Open Class di perbolehkan memakai kompon ban yang lebih lunak.Namun akhirnya pada 2016 Open Class di hapus.FIM menerbitkan regulasi baru tentang penyamaan ECU bagi semua tim dan pemakaian ban Michelin sebagai satu-satunya ban yang di ijinkan untuk balapan di MotoGP.Ternyata pergantian Supplier ban ke Michelin ini membawa masalah bagi Yamaha.

Ada fenomena pada MotoGP 2 tahun belakangan ini.Sejak Michelin yang di tunjuk untuk menjadi penyedia ban,beberapa rider sempat protes.Valentino Rossi yang pernah merasakan motor dengan ban Michelin,mengatakan untuk kompetisi di era teknologi seperti sekarang ini Michelin tidak cocok di pakai.Dulu Rossi memang pernah juara dunia saat menggunakan Michelin,tapi sekarang kondisinya beda.

Bahkan sejak 2008 Rossi memilih beralih ke Bridgestone karena kompon karetnya lebih keras dan lebih tahan lama.Di musim 2007 Rossi tidak bisa mengejar Stoner dengan Desmosedici GP7 yang menggila Top Speed-nya.Rossi tau jika masalah utama motornya ada di ban dan dia pun memutuskan berganti ban ke Bridgestone.Namun aturan FIM dengan memakai Michelin lagi itu seperti mengulang kisah masa lalu.

Padahal Yamaha tak lagi tertarik dengan Michelin dan nyaman dengan Bridgestone.Tapi nyatanya aturan itu harus di patuhi semua rider termasuk Rossi.Yang di khawatirkan Rossi pun akhirnya terjadi juga.Pada MotoGP 2016-2017 Rossi berkali-kali bermasalah dengan ban Michelin yang cepat habis.Selain karena kompon karetnya yang lunak dan cepat tergerus oleh permukaan aspal,rupanya ada satu lagi problem yang menyulitkan Yamaha.

Seperti yang kita tau,Yamaha adalah motor yang mengandalkan Speed Cornering.Saat Speed Cornering,tekanan pada ban meningkat.Bila itu terjadi terus menerus di race,otomatis ban jadi cepat aus.Jika sudah aus,akibatnya ban tidak punya grip dan traksi berkurang.Dampaknya,Rider pengguna Yamaha mau tidak mau harus melambat/mengurangi kecepatan agar tidak Crash.Ini di perparah juga dengan Riding Style rider yang suka melakukan Late Braking seperti Rossi.

Padahal Late Braking itu salah satu jurus andalan Rossi.Kalau terpaksa di kurangi penggunaannya,Rossi pun jadi tidak kencang.Sering terjadi duel seru antara Honda Vs Yamaha,tapi anehnya ketika akhir lap Yamaha tiba-tiba ngedrop/kehilangan kecepatan maksimalnya.Semua itu karena ban Michelin yang empuk,di tambah postur Rossi yang tinggi menyebabkan beban dan tekanan pada ban lebih besar.Bahkan sejak era 1000cc,waktu masih memakai Bridgestone pun ban Yamaha tetap saja cepat habis.

Vice President HRC,Shuhei Nakamoto pernah mengatakan bahwa RC213V milik Marquez dan Pedrosa itu lebih irit dan tidak boros ban.Cengkraman masih kuat sekalipun ban mulai terkikis di lap-lap akhir.Oleh karena itu tidak heran kenapa Marquez tidak langsung menyerang di lap-lap awal.Biasanya dia akan menunggu hingga paruh lap baru akan menyerang.Kenapa? Marquez menunggu ban Yamaha habis.Saat itu terjadi,Rossi tak bisa berbuat banyak.

“Dari sisi kecepatan saat di tikungan,jelas Yamaha lebih baik.Akselerasi waktu membuka gas juga lebih cepat dari Kami.Tapi kekuatan Kami ada di ketahanan ban dan stabilitas pengereman,kata Nakamoto.”

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*