Sobat media2give semuanya,pada kesempatan ini saya akan mengulas pembahasan tentang Fenomena Ustadz Artis di Indonesia.Ide membuat tulisan ini sebenarnya datang ketika saya mengamati kondisi dunia dakwah di negri kita,terutama menyoroti tentang para pendakwahnya yang sering di sebut dengan kata “Ustadz”.Menarik jika simak bersama,bagaimana banyak bermunculan Ustadz-ustadz yang kini mulai populer di depan layar TV.
Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda-beda dan bahkan sebagian diantaranya dulunya pernah berada di jalan yang salah yang kemudian sadar dan sekarang berubah haluan menjadi Ustadz.Ustadz itu haruslah orang yang memiliki pemahaman agama yang dalam serta memiliki pandangan/wawasan luas tentang kehidupan karena mereka mengemban tugas untuk menyebarkan ajaran agama melalui ceramah yang disampaikan.
Tak jarang,banyak masyarakat yang menyukainya dan sampai ada yang ngefans dengan para Ustadz ini.Masing-masing Ustadz punya ciri khas dan gayanya sendiri dalam berdakwah.Dengan kepribadian mereka dan cara menyampaikan dakwah yang mudah di terima jamaah,akan membuat Ustadz ini menjadi semakin terkenal.Yang dulunya hanya ceramah di kampung-ampung,kini sering kita jumpai di acara-acara TV.Jika dilihat dari sisi lain,selain berdakwah ternyata banyak diantara mereka yang mecari penghasilan dari berbisnis.
Malahan ada yang jadi bintang iklan segala.Nah,bagaimana jadinya jalau ustadz justru memilih menjadi bintang iklan? Bolehkah? Untuk menjawabnya,perlu kita bedakan dulu antara Ustadz dan artis,karena jaman sekarang ini Ustadz itu juga artis,hampir nggak ada bedanya.Mungkin bedanya,kalau artis itu professional dalam bidang hiburan,sedangkan Ustadz lebih ke arah keagamaan.Sebenarnya,siapapun boleh kan menjadi bintang iklan? toh itu hak mereka sendiri.Namun lain halnya jika statusnya sebagai Ustadz.
Ustadz ini di manfaatkan untuk bintang iklan,karena pemilik produk yang di iklankan tau kalau Ustadz ini punya banyak jamaah,fans dan orang-orang yeng menyukainya.Jika produk mereka di iklankan ustadz,maka besar kemungkinan banyak orang yang akan menggunakan produk tersebut.Ini juga sebagai godaan bagi para Ustadz,terutama godaan akan materi dan popularitas,karena pada dasarnya mereka juga manusia biasa yang mudah tergoda oleh rayuan setan.
Yang tidak habis pikir,kenapa mereka mau menjadi icon sebuah produk dan mencampur adukkan agama dengan komersialitas? Ketika mereka mulai dikenal orang,pribadi mereka akan mulai mengalami perubahan.Dari gaya hidupnya,bisa kita lihat sendiri bagaimana mewahnya harta yang mereka miliki,rumah besar,mobil kinclong,moge,bahkan ada yang punya pesawat pribadi juga.Yang seperti itu,bertolak belakang dengan apa yang biasa mereka dakwahkan.
Mereka selalu mengajarkan tentang kesederhanaan,namun kenyataannya justru mereka sendiri yang bergaya hidup mewah.Penampilan mereka tak ada bedanya dengan artis papan atas.Yang lebih memprihatinkan lagi,Ustadz ini memasang tarif untuk setiap kali dia berdakwah.Besarnya tarif,dia sendiri yang menentukan dan jangan kaget kalau upah yang mereka minta sampai puluhan juta untuk sekali dakwah.Alasannya,untuk membiayai kantor,anak buahnya,uang hotel dan lain-lain.
Kalau permintaan tarif tadi tidak dipenuhi,mereka nggak akan mau datang berdakwah.Dari sini saja,kita sudah tau para Ustadz ini berdakwah,bukan hanya untuk menyebarkan kebaikan tapi sekaligus buat cari duit yang banyak dan mendulang popularitas.Dengan demikian,hubungan Ustadz dan jamaahnya bagaikan hubungan bisnisman dan pelanggannya.Jauh berbeda dengan apa yang di ajarkan Nabi Muhammad SAW.
Hai kaumku, Aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkan(nya)?” (QS. Huud: 51)
Rasulullah bersabda: ‘Bacalah Alquran dan niatkanlah hanya untuk Allah, sebelum datang sekelompok orang yang membaca Alquran lalu dia jadikan Alquran sebagai alat untuk meminta-minta harta.’ (H.R. Ahmad, dan lain-lain; sahih, sebagaimana dalam Shahih Al-Jami Ash-Shaghir, no. 1169)
Al-Minawi, dalam Faydh al-Qadîr, mengatakan, “Bencana bagi umatku (datang) dari ulama sû’, yaitu ulama yang dengan ilmunya bertujuan mencari kenikmatan dunia, meraih gengsi dan kedudukan. Setiap orang dari mereka adalah tawanan setan. Ia telah dibinasakan oleh hawa nafsunya dan dikuasai oleh kesengsaraannya. Siapa saja yang kondisinya demikian, maka bahayanya terhadap umat datang dari beberapa sisi. Dari sisi umat; mereka mengikuti ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatannya. Ia memperindah penguasa yang menzalimi manusia dan gampang mengeluarkan fatwa untuk penguasa. Pena dan lisannya mengeluarkan kebohongan dan kedustaan. Karena sombong, ia mengatakan sesuatu yang tidak ia ketahui.” [Al-Minawi, Faydh al-Qadîr, VI/369.]
Fenomena ustadz artis ini baiknya menjadi perhatian kita bersama untuk lebih menyadarkan diri kita bahwa ustadz yang mempunyai segudang ilmu agama sekalipun bisa terjerat dalam kehidupan cinta dunia ,apalagi kita yang ilmu agamanya masih kurang dan belum bisa menjadi manusia yang bertaqwa sesuai dengan apa yang telah di ajarkan Nabi Muhammad SAW
sumber : http://www.solusiislam.com/2013/06/ketika-ustadz-dan-dai-menjadi-selebritis.html
ustad pun manusia biasa ya mas, tapi setidaknya menurut saya kalaupun menjadi ustad setidaknya meminimalisir kesalahan, kayak GB..
@Redo Kusuma
Iya,seharusnya memang begitu,dimata masyarakat ustadz itu orang yg dijadikan teladan krn memiliki pemahaman agama yg luas.Mereka punya tanggung jawab besar dan mesti pandai menjaga dirinya dari godaan2 dunia