Kisah Charlie Chaplin Si Komedian Berkumis Yang Lugu

loading...
Charlie Chaplin

Sekilas Tentang Charlie Chaplin
Sir Charles Spencer Chaplin atau Charlie Chaplin adalah aktor komedi Inggris yang merupakan salah satu pemeran film terkenal dalam sejarah Hollywood di era film hitam putih, sekaligus sutradara film yang sukses. Aktingnya di layar perak menjadikan Charlie Chaplin sebagai salah satu artis pantomim dan badut terbaik yang sering dijadikan panutan bagi seniman di bidang yang sama.

Chaplin adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dan paling kreatif di era film bisu. Di dalam film-filmnya, Chaplin dikenal suka merangkap profesi mulai dari peran utama, sutradara, penulis naskah, hingga pengisi ilustrasi musik. Karier di dunia hiburannya berlangsung selama 65 tahun,dimulai darsebuah pertunjukan komedi music diInggris, dan terus berkarya hingga meninggal di usia 88 tahun. Kehidupan Chaplin penuh pasang surut, mulai dari masa kecil yang dibalut kemiskinan. Kehidupan pribadinya yang gemerlap mengundang banyak sanjungan sekaligus kontroversi.

Di dalam film-filmnya, Chaplin sering memerankan karakter “The Tramp”, seorang gelandangan berpotongan kumis petak yang memiliki martabat seorang bangsawan. Kostumnya berupa jas kesempitan, celana panjang yang kebesaran, serta ke mana-mana membawa tongkat dan memakai topi tinggi.

Perjalanan Hidup 

Charlie Chaplin lahir tanggal 16 April 1889 di East Street, daerah pasar yang ramai di Walworth, sebelah selatan kota London. Kedua orang tuanya yang bekerja sebagai artis penghibur pertunjukan komedi music hall bercerai sebelum Chaplin menginjak usia 3 tahun.
Menurut data sensus tahun 1891, Chaplin tinggal bersama kakak dan ibunya yang bernama Hannah di Barlow Street, Walworth. Sewaktu masih kanak-kanak, ibunya mengajak Chaplin tinggal berpindah-pindah di sekitar Kennington Road, kawasan Lambeth, London.

Ayah kandungnya yang bernama Charles Chaplin Senior adalah keturunan orang Roma, seorang peminum dan hanya sekali-kali saja menghubungi putranya. Ketika ibunya sedang sakit, Chaplin sempat dititipkan di rumah sang ayah yang ketika itu tinggal bersama seorang wanita simpanan. Rumah tersebut ada di Jalan Kennington 287, dan sekarang dipasangi plakat peringatan yang menyatakan Charlie Chaplin pernah tinggal di sana.

Ketika masih berusia 12 tahun, Chaplin ditinggalkan sang ayah untuk selama-lamanya. Chaplin dan kakaknya yang bernama Sydney Chaplin menjadi tanggung jawab sang ibu, Hannah Chaplin. Malang tidak bisa ditolak, ibu Chaplin menderita Skizofrenia dan akhirnya harus dirawat di rumah sakit jiwa Cane Hill di Coulsdon.Chaplin terpaksa tinggal di rumah penampungan orang miskin, bekerja untuk imbalan makan dan tempat berteduh di kawasan Lambeth, London. Setelah tinggal di sana beberapa minggu, Chaplin dimasukkan sekolah asrama penampungan anak terlantar bernama Central London District School di Hanwell.

Kakak-beradik Chaplin berjuang bahu-membahu agar bisa bertahan hidup. Chaplin bersaudara tertarik tampil dalam pertunjukan komedi Music di usia yang sangat dini, dan ternyata keduanya memiliki bakat akting alami. Masa kecil Chaplin yang dikungkung kemelaratan nantinya sangat berpengaruh terhadap karakter yang diperankan dan tema film yang dibuatnya.


Tanpa diketahui Chaplin bersaudara, sang ibu ternyata masih memiliki seorang putra bernama Wheeler Dryden yang dibesarkan ayah kandungnya di luar negeri. Wheeler Dryden, adik sekandung Chaplin ini nantinya bergabung dengan Chaplin bersaudara, dan bekerja untuk studio Chaplin di Hollywood.

Chaplin pertama kali naik panggung pada tahun 1894 sewaktu masih berusia 5 tahun. Tanpa persiapan sebelumnya, di sebuah teater di Aldershot, Chaplin secara mendadak diminta menggantikan ibunya. Sewaktu masih kecil, Chaplin sakit keras dan harus berbaring di tempat tidur selama berminggu-minggu. Di malam hari, ibunya duduk di bingkai jendela, bercerita sambil mendramatisasi kejadian pada hari itu. Chaplin pertama kali naik panggung dengan mendapatkan bayaran setelah bergabung dengan kelompok penari The Eight Lancashire Lads yang mementaskan pertunjukan music halls di Britania. Pada tahun 1900, berkat bantuan Sydney (kakak sekandungnya), Chaplin yang waktu itu berusia 11 tahun mendapat peran sebagai kucing jenaka dalam pantomim Cinderella di London Hippodrome. Pada tahun 1903, Chaplin tampil dalam Jim: A Romance of Cockayne, diikuti peran rutinnya sebagai Billy anak pengantar koran dalam Sherlock Holmes yang terus dijalani hingga tahun 1906. Chaplin tampil berikutnya dalam acara variety Casey’s Court Circus, dan tahun berikutnya sebagai badut dalam kelompok komedi slapstik Fun Factory di bawah asuhan Fred Karno.

Chaplin pertama kali ke Amerika mengikuti pertunjukan keliling kelompok asuhan Fred Karno dari tahun 1910 hingga 1912. Setelah balik ke Inggris dan berada di sana selama 5 bulan, Chaplin kembali berangkat ke Amerika dan tiba di sana tanggal 2 Oktober 1912. Kedatangan Chaplin yang kedua di Amerika juga masih bersama kelompok Fred Karno. Arthur Stanley Jefferson yang kemudian dikenal sebagai Stan Laurel turut serta dalam rombongan dan menjadi teman sekamar Chaplin di asrama. Laurel akhirnya pulang ke Inggris, tapi Chaplin tetap bertahan di Amerika. Di akhir tahun 1913, produser film Mack Sennett terkesan dengan akting Chaplin yang waktu itu sedang bermain untuk rombongan Karno. Sennet mengontrak Chaplin yang setuju untuk bermain dalam film-film yang diproduksi studio Keystone Film. Film pendek Making a Living, komedi satu reel yang dirilis 2 Februari 1914 merupakan penampilan pertama Chaplin di layar perak.


4 Comments

  1. Perjalanan hidupnya penuh perjuangan, kalau pas era perang dunia gimana pertunjukannya dan studionya gan? apakah berhenti sementara atau gimana? Kalo Pabrik batik milik kakekku dulu malah bubar karena terjadi perang banyak serangan bom pas agresi militer Belanda era perang dunia kedua. Tadi Filmnya kudownload videonya terkumpul 34 video

  2. @Huda
    sepertinya masih bisa berjalan,tpi dalam waktu yg ditentukan.Buktinya di tahun2 saat tjd perang dunia Chaplin masih menghasilkan karya2nya.Mungkin memang sempat vakum sebentar,klo dilihat dri urutan tahun pembuatan karya2nya itu ada jeda dimana tidak ada karya yg dihasilkan.Nah,mungkin waktu itulah berhenti sementara.Jika dibandingkan dg kondisi indonesia saat perang dunia jelas beda gan,di indo pabrik2 pda tutup dan berhenti beroperasi,takut dg keganasan tentara belanda.Wah,videonya blm sempat kudownload,cari dimana gan? youtube kah?

  3. Kata ibuku pabriknya tutup lalu asetnya dijual utk keperluan sehari2 selama perang dan sisanya utk modal usaha lain ganti bikin rokok karena usaha rokok relatif tetap bisa bertahan karena baik orang pribumi, pejuang maupun orang Belanda tetap butuh rokok saat rehat santai istirahat dari bergerilya, berpatroli, berperang. Iya gan, hasil ngubek2 youtube 2 hari dan kayaknya udah semua kudownload tapi scr pasti blm tahu karena data akurat karya2 judul filmnya scr keseluruhan gak tahu. mungkin ada 35 judul atau lebih.

  4. @Huda
    kukira banyak juga ya yang suka merokok,pantas aja dari dulu sampai sekarang masih tetap eksis.Ouw dapet videonya dari youtube,aku kemaren juga nyoba nyari baru dapet 5 doang hehe..

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*